Transformasi Pemain Sinetron Lorong Waktu

Bagi generasi 90-an dan awal 2000-an, sinetron Lorong Waktu bukan sekadar tontonan Ramadan. Ia adalah teman berbuka, pengantar waktu magrib, sekaligus pengingat bahwa dakwah bisa dikemas ringan, lucu, dan penuh makna.

Lorong Waktu adalah serial televisi religi islami yang bertema fiksi ilmiah yang dibuat oleh Deddy Mizwar. Alur ceritanya sendiri berkisah mengenai petualangan menjelajahi ruang dan waktu yang dilakukan oleh Haji Husin dan Muridnya Zidan melalui sebuah mesin waktu yang dibuat oleh Ustaz Addin. 

Seiring waktu berjalan, seperti mesin waktunya Ustaz Addin, para pemainnya pun mengalami perubahan besar. Ada yang masih eksis, ada pula yang memilih jalur hidup berbeda. Inilah transformasi para pemain legendaris Lorong Waktu yang bikin kita senyum sambil bernostalgia.

1. Haji Husin - Deddy Mizwar

Haji Husin - Deddy Mizwar

Haji Husin adalah ikon utama Lorong Waktu. Dengan sorban khas dan mesin waktunya, sosok ini melekat kuat di ingatan penonton. Diperankan oleh Deddy Mizwar, karakter Haji Husin digambarkan sebagai ulama sederhana namun jenius.

Transformasinya di dunia nyata sangat mencolok. Deddy Mizwar bukan hanya aktor senior, tapi juga sutradara film-film religi dan nasionalis, tokoh budaya, bahkan sempat menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat. Dari layar kaca hingga dunia nyata, wibawanya tetap sama.

2. Ustaz Addin - Adjie Pangestu

Ustaz Addin - Adjie Pangestu

Ustaz Addin dikenal sebagai sosok alim, tenang, dan penuh nasihat. Perannya menjadi penyeimbang antara kebijaksanaan Haji Husin dan kepolosan murid-muridnya. Peran Ustaz Addin ini bukan hanya diperankan oleh Adjie Pangestu saja, setelah diperankan oleh Adjie Pangestu di musim pertama, sosok Ustaz Addin ini diperankan oleh Dicky Chandra pada musim berikutnya. lalu digantikan kembali oleh Hefri Olifian pada musim ketiga sampai keenam.

Di luar Lorong Waktu, Adjie Pangestu justru dikenal luas lewat berbagai peran antagonis sinetron, aktor film laga, hingga peran pria dewasa yang karismatik. Transformasi yang cukup kontras, tapi justru menunjukkan kemampuan aktingnya yang luas.

3. Zidan - Jourast Jordy

Zidan = Jourast Jordy

Zidan adalah murid kesayangan Haji Husin. Pintar, kritis, dan selalu ingin tahu. Banyak penonton kecil saat itu yang ingin menjadi seperti Zidan. Berbeda dengan peran Ustaz Addin yang sering berganti pemerannya, sosok Zidan ini tidak pernah berganti pemeran selama enam musim berturut-turut. Jourast Jordy ini adalah aktor yang memerankan sosok Zidan yang tidak pernah tergantikan.

Pemerannya, Jourast Jordy, kini tidak lagi aktif di dunia hiburan. Ia memilih jalur kehidupan yang lebih privat dan jauh dari sorotan kamera. Meski begitu, sosok Zidan tetap hidup di memori kolektif penonton Lorong Waktu.

4. Havid - Opie Kumis

Havid - Opie Kumis

Havid adalah sumber tawa di Lorong Waktu. Dengan logat khas dan ekspresi jenaka, kehadirannya selalu mencairkan suasana serius. Di dunia nyata, Opie Kumis hampir tidak berubah tetap konsisten sebagai pelawak, masih aktif di televisi, gaya humor khas Betawi yang tak lekang oleh waktu, Havid adalah bukti bahwa nostalgia kadang terasa akrab karena tidak banyak berubah.

5. Sabrina - Christy Jusung

Sabrina - Christy Jusung

Sabrina dikenal ceria, berani, dan sering menjadi penyeimbang karakter Zidan. Ia adalah representasi remaja perempuan cerdas di masanya. Seperti karakter Ustaz Addin, sosok Sabrina juga sering bergonta-ganti pemeran. Di musim kedua sampai keempat oleh Christy Jusung, musim kelima oleh Adity Novika, dan di musim keenam oleh Zaskia Adya Mecca.

Kini, Christy Jusung aktif di dunia pendidikan dan sosial, sesekali muncul di media dengan citra yang jauh lebih dewasa dan tenang. Transformasi yang terasa natural, seiring bertambahnya usia dan pengalaman hidup.

6. Jambrong - Qubil AJ

Jambrong - Qubil AJ

Jambrong mungkin bukan tokoh utama, tapi kehadirannya selalu mencuri perhatian. Karakternya unik, nyeleneh, dan mudah diingat. Pemerannya, Qubil AJ, kini jarang terdengar di dunia hiburan. Namun karakter Jambrong tetap menjadi salah satu elemen kecil yang membuat Lorong Waktu terasa hidup dan berwarna.

Penutup: Waktu Boleh Berlalu, Kenangan Tetap Tinggal

Seperti pesan utama Lorong Waktu, waktu memang terus berjalan, tapi nilai dan kenangan tak pernah benar-benar hilang. Transformasi para pemainnya mengingatkan kita bahwa mereka juga manusia biasa bertumbuh, berubah, dan melanjutkan hidup.

Namun bagi kita, mereka akan selalu menjadi bagian dari masa kecil, suara azan magrib, dan televisi tabung di ruang tamu.

Kalau mesin waktu Haji Husin benar-benar ada, mungkin kita ingin kembali ke satu sore Ramadan, sekadar menonton Lorong Waktu sekali lagi.

Baca juga :

Posting Komentar

© 2016- Nostalgiaan. All rights reserved. Developed by Jago Desain